Helmy Yahya secara mengejutkan semakin berani dan berhasil menggaet ibu-ibu rumah tangga (RT) dan puteri remajanya. Ia menemui para isteri dan remaja puteri setiap pagi, saat suami pergi kerja. Mereka dibuat terbuai menikmati kebersamaan dalam Kuis Siapa Berani yang ditayangkan Indosiar itu. Si Raja Kuis itu kini memang semakin digemari ibu-ibu dan remaja putri. Juragan hiburan televisi yang lagi laris lewat rumah produksi PT Triwarsana yang didirikannya, itu kini memasok puluhan acara ke berbagai stasiun televisi.
Sebagian besar acara itu berupa kuis. Di antaranya yang paling spektakuler dan membuatnya semakin populer terutama di kalangan ibu dan remaja putri adalah Kuis Siapa Berani. Kuis yang dipandu Helmy bersama Alya Rohali diikuti 100 peserta dan digelar langsung setiap hari dari Senin hingga Jumat, pada pukul 08.00 pagi. Minat publik terhadap kuis itu memang luar biasa. Setiap minggu ada 500 kelompok yang mendaftar.
Tak pelak, kuis itulah yang mengangkat sosok Helmy Yahya sebagai "super star pagi" yang ditunggu pemirsa, terutama ibu-ibu. "Market saya memang ibu-ibu he-he-he.... Tetapi, sebenarnya segmentasi kuis ini memang paling lebar, mulai anak-anak sampai jenderal, hingga ibu-ibu arisan," kata Helmy yang ditemui seusai acara kuis di Indosiar, Jalan Damai, Jakarta.
Akibatnya, wilayah pribadi pria kelahrian Palembang, 6 Maret 1962, dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan, ini agak terusik. Ibu-ibu pedagang batik di Pasar Beringharjo, Yogyakarta pun mengenali sosok pria kelahiran Palembang 1963 itu. "Suatu kali saya jalan-jalan ke Yogyakarta. Saya memakai celana pendek dan kacamata gelap. Waktu saya cari batik di Pasar Beringharjo, ada ibu penjual batik yang berteriak, 'Ee... ada siapa berani!' Itu membuat saya terharu."
Di studio, tempat kuis berlangsung, suasana tak jauh beda. Ibu-ibu peserta kuis ramai-ramai meminta foto bersama Helmy. Begitu pula di dalam pesawat terbang, ada seorang pramugari mendekatinya. Rupanya pramugari itu hanya ingin menitipkan dua pertanyaan untuk dibacakan dalam kuis Siapa Berani.
Jagat pertelevisian, terutama kuis, sudah dikenal Helmy sejak ia bekerja pada Ani Soemadi yang dikenal sebagai "Ratu Kuis". Sekitar sepuluh tahun Helmy ikut menggarap belasan kuis televisi. Helmy kemudian bekerja mandiri dengan mendirikan perusahaan PT Triwarsana yang kini mempunyai tenaga inti 40 orang. Kuis dan acara televisi yang pernah digarap Helmy antara lain Kata Demi Kata atau Pesta Bintang di SCTV. Kini ia sedang menyiapkan tujuh paket acara hiburan televisi.
Kiatnya menggarap kuis sebagai tontonan visual yang menarik antara lain pertanyaan tidak boleh sulit, tetapi harus menarik dan merupakan fakta menarik. "Misalnya, saya baru tahu buah kiwi bukan dari Selandia Baru, tetapi dari Cina. Atau, harimau itu ternyata tidak terdapat di Afrika. Dari situ kita juga berbagi pengetahuan kepada pemirsa," kata Helmy yang berstatus dosen Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Sosok Helmy Yahya kini menjadi bagian dari jagat gebyar hiburan di layar kaca: sebuah dunia yang tak pernah diimpikannya. Ayahnya, Mohammad Yahya Matusin, adalah wiraswasta. "Saya dari keluarga bersahaja, bahkan boleh dibilang memprihatinkan. Ayah hanya pedagang kaki lima, penjual kacamata," kata Helmy yang bungsu dari lima bersaudara.
Meski kondisi ekonomi pas-pasan, orangtua Helmy berusaha menyekolahkan anak-anaknya. Bahkan, dua anak terakhir, Tantowi dan Helmy diupayakan bersekolah di Jawa. "Untuk modal kuliah kami di Jakarta, Ayah sampai menggadaikan rumah. Saya sempat merasa menjadi anak durhaka karena dulu saya marah kalau wesel belum datang. Padahal, orangtua saya harus pinjam sana sini untuk biaya hidup kami," kenang Helmy yang merampungkan kuliah di STAN dan melanjutkan program pascasarjana di Universitas Miami, Amerika Serikat.
Saat kuliah di Jakarta itulah jalan menuju bisnis hiburan televisi terbuka. Suatu ketika Helmy menyelenggarakan hajatan jazz di kampus yang menampilkan pemusik Ireng Maulana. Setelah cukup sering bekerja sama, pada tahun 1988 Helmy ditawari menjadi manajer Ireng Maulana. Dari gitaris yang menggarap musik untuk kuis Berpacu Dalam Melodi tersebut, Helmy berkenalan dengan Ani Soemadi. Sejak itu, jalan menuju jagat bisnis hiburan terbuka buat Helmy. "Tetapi, sungguh saya tidak kebayang bekerja di dunia hiburan. Cita-cita saya itu menjadi dokter atau penulis. Saya ini sebenarnya kan kecebur di dunia hiburan," kata Helmy yang di kampungnya di kawasan Bekasi Timur, menjabat sebagai Ketua RT.
Minat dan aktivitas Helmy memang sangat beragam. Ia menyukai olahraga terutama bola basket. Ia juga menggemari musik. Kini, ia sedang menyiapkan rekaman album Melayu Deli bersama pemusik Marakarma. Menurutnya, ini bukan usaha "mumpung populer". Musik Melayu Deli telah menjadi bagian dari masa kecilnya di Palembang. "Ayah saya penyanyi dan pernah memimpin orkes musik sejenis gambus."
Ia juga sempat mewujudkan impian sebagai penulis. Setidaknya, Helmy yang kala SMA menggemari novel Ashadi Siregar dan Eddy D Iskandar pernah menghasilkan lima novel, salah satunya berjudul Blok M (Bakal Lokasi Mejeng) yang pernah difilmkan sutradara Edward Pesta Sirait dan dibintangi Desy Ratnasari dan Paramita Rusadi.
Kini, Helmy akan mengarungi bisnis hiburan yang lebih besar. Sudah sekitar tiga bulan ia menjabat Direktur Pemasaran Perum Produksi Film Negara (PPFN). Perusahaan yang sepuluh tahun terakhir mandek produksinya itu disebutnya sebagai "Titanic", kapal besar yang nyaris tenggelam. Aset lahan seluas dua hektar di Jalan Otista Raya, Jakarta Timur, dan 1,5 hektar di Jalan Tendean, Jakarta Selatan, milik PPFN itu akan dikembangkan sebagai studio besar.
Mereka tengah menyiapkan untuk menghidupkan kembali film boneka Si Unyil. "Saya ingin anak-anak mempunyai tontonan dengan nilai Indonesia. Saya prihatin, anak-anak kita menjadi generasi smack down." Yang terakhir itu adalah acara hiburan "gulat" banting-membanting di sebuah stasiun televisi swasta dan diikuti banyak anak-anak.
Selain aktif sebagai presenter, Helmy juga menulis cerita yang dituangkannya dalam beberapa pustaka antara lain Buku Humor “Gelitik Tawa Cara Amerika” , Pustaka Jeka, 1985; Buku Humor “Tanya Serius Jawab Santai” , Pustaka Jeka 1986; Buku Remaja serial Lintar “Ketika Musim Duren Tiba” , Pustaka Jeka 1986; Buku Remaja serial Lintar “Balada Johny dan Retno” , Pustaka Jeka 1987; Buku Remaja serial Lintar “Cinta Elektrik” , Pustaka Jeka 1987; Buku Remaja serial Lola “Blok M, Bakal Lokasi Mejeng” , Pustaka Jeka 1988; Program PhD in Business (Marketing) pada JIMS , Jakarta, belum selesai; dan Buku Joshua Oh Joshua , Gramedia 2000.
Selain itu, ia juga menuangkan ide-ide dari cerita tersebut ke dalam film yakni: Ide cerita film “Ketika Musim Duren Tiba” , PT. Virgo Film, 1988; Ide cerita dan scenario film “Blok M” , PT. Parkit Film, 1989; Ide cerita film “Joshua Oh Joshua” , PT. RAPI Film, 2000.
Ia juga menjadi pembicara dari beberapa seminar seperti Activity Based Costing (ABC) Seminars, Finance Or Non-Finance Seminars dan Marketing Service Seminars.
Pria serba sibuk ini, memang sejak kecil sudah merai berbagai prestasi dan penghargaan. Ia lulusan terbaik dari sejak SD sampai perguruan tinggi. Beberapa penghargaan yang diraihnya adalah: Pelajar Teladan SLTA Sumatera Selatan, 1980; Pelajar Teladan Nasional, 1980; Juara Lomba Baca Puisi se-Sumatera, Medan, 1979; Juara Lomba Mengarang Puisi se-Sumatera Selatan, 1980; Juara Cepat Tepat, TVRI Palembang, 1978-1980; dan Juara Lomba Baca Puisi antar Mahasiswa se-Indonesia, Jakarta 1981.
Kini ia menggumuli sejumlah kegiatan yaitu: Direktur PT. Triwarsana; Dosen/Widyaiswara STAN (Accounting Theory, Accounting System, Etika Bisnis dan Marketing); Produser dan Kreator Kuis Joshua (Indosiar, setiap Minggu pk.17.00); Executive Produser dan Kreator ‘Pesta Bintang’ (SCTV, setiap Minggu pk.16.30); Executive Produser dan Kreator ‘ASAL’ (SCTV, setiap Jumat pk.21.00); Executive Produser dan Kreator ‘Kafe Dangdut’ (TPI, setiap Selasa pk.19.30); Tim Pembuat Soal Kuis Digital LG Prima (Indosiar, setiap Sabtu pk.14.00); Executive Produser dan Kreator ‘TERSERAH’ (SCTV, setiap Sabtu pk.21.00); Executive Produser dan Kreator ‘Mimpi Kali Yee’ (SCTV, setiap Kamis pk.19.30); Executive Produser, Kreator, soal dan Host Kuis Siapa Berani (Indosiar, setiap Senin-Jumat pk.08.00); Dosen di STAN; Presenter KOBATAMA (SCTV sejak tahun 1994); Ketua Bidang Luar Negri PB PERBASI, sejak tahun 1998; Deputy Secretary General South East Asian Basketball Association (SEABA) sejak tahun 1999; Humas Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Kompartemen Akuntan Manajemen , sejak tahun 1999; MC di berbagai acara (event); Pembicara/Moderator Seminar dalam bidang Marketing, Accounting, Finance dan Broadcasting; dan Direktur Marketing PFN.
Sebagian besar acara itu berupa kuis. Di antaranya yang paling spektakuler dan membuatnya semakin populer terutama di kalangan ibu dan remaja putri adalah Kuis Siapa Berani. Kuis yang dipandu Helmy bersama Alya Rohali diikuti 100 peserta dan digelar langsung setiap hari dari Senin hingga Jumat, pada pukul 08.00 pagi. Minat publik terhadap kuis itu memang luar biasa. Setiap minggu ada 500 kelompok yang mendaftar.
Tak pelak, kuis itulah yang mengangkat sosok Helmy Yahya sebagai "super star pagi" yang ditunggu pemirsa, terutama ibu-ibu. "Market saya memang ibu-ibu he-he-he.... Tetapi, sebenarnya segmentasi kuis ini memang paling lebar, mulai anak-anak sampai jenderal, hingga ibu-ibu arisan," kata Helmy yang ditemui seusai acara kuis di Indosiar, Jalan Damai, Jakarta.
Akibatnya, wilayah pribadi pria kelahrian Palembang, 6 Maret 1962, dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan, ini agak terusik. Ibu-ibu pedagang batik di Pasar Beringharjo, Yogyakarta pun mengenali sosok pria kelahiran Palembang 1963 itu. "Suatu kali saya jalan-jalan ke Yogyakarta. Saya memakai celana pendek dan kacamata gelap. Waktu saya cari batik di Pasar Beringharjo, ada ibu penjual batik yang berteriak, 'Ee... ada siapa berani!' Itu membuat saya terharu."
Di studio, tempat kuis berlangsung, suasana tak jauh beda. Ibu-ibu peserta kuis ramai-ramai meminta foto bersama Helmy. Begitu pula di dalam pesawat terbang, ada seorang pramugari mendekatinya. Rupanya pramugari itu hanya ingin menitipkan dua pertanyaan untuk dibacakan dalam kuis Siapa Berani.
Jagat pertelevisian, terutama kuis, sudah dikenal Helmy sejak ia bekerja pada Ani Soemadi yang dikenal sebagai "Ratu Kuis". Sekitar sepuluh tahun Helmy ikut menggarap belasan kuis televisi. Helmy kemudian bekerja mandiri dengan mendirikan perusahaan PT Triwarsana yang kini mempunyai tenaga inti 40 orang. Kuis dan acara televisi yang pernah digarap Helmy antara lain Kata Demi Kata atau Pesta Bintang di SCTV. Kini ia sedang menyiapkan tujuh paket acara hiburan televisi.
Kiatnya menggarap kuis sebagai tontonan visual yang menarik antara lain pertanyaan tidak boleh sulit, tetapi harus menarik dan merupakan fakta menarik. "Misalnya, saya baru tahu buah kiwi bukan dari Selandia Baru, tetapi dari Cina. Atau, harimau itu ternyata tidak terdapat di Afrika. Dari situ kita juga berbagi pengetahuan kepada pemirsa," kata Helmy yang berstatus dosen Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Sosok Helmy Yahya kini menjadi bagian dari jagat gebyar hiburan di layar kaca: sebuah dunia yang tak pernah diimpikannya. Ayahnya, Mohammad Yahya Matusin, adalah wiraswasta. "Saya dari keluarga bersahaja, bahkan boleh dibilang memprihatinkan. Ayah hanya pedagang kaki lima, penjual kacamata," kata Helmy yang bungsu dari lima bersaudara.
Meski kondisi ekonomi pas-pasan, orangtua Helmy berusaha menyekolahkan anak-anaknya. Bahkan, dua anak terakhir, Tantowi dan Helmy diupayakan bersekolah di Jawa. "Untuk modal kuliah kami di Jakarta, Ayah sampai menggadaikan rumah. Saya sempat merasa menjadi anak durhaka karena dulu saya marah kalau wesel belum datang. Padahal, orangtua saya harus pinjam sana sini untuk biaya hidup kami," kenang Helmy yang merampungkan kuliah di STAN dan melanjutkan program pascasarjana di Universitas Miami, Amerika Serikat.
Saat kuliah di Jakarta itulah jalan menuju bisnis hiburan televisi terbuka. Suatu ketika Helmy menyelenggarakan hajatan jazz di kampus yang menampilkan pemusik Ireng Maulana. Setelah cukup sering bekerja sama, pada tahun 1988 Helmy ditawari menjadi manajer Ireng Maulana. Dari gitaris yang menggarap musik untuk kuis Berpacu Dalam Melodi tersebut, Helmy berkenalan dengan Ani Soemadi. Sejak itu, jalan menuju jagat bisnis hiburan terbuka buat Helmy. "Tetapi, sungguh saya tidak kebayang bekerja di dunia hiburan. Cita-cita saya itu menjadi dokter atau penulis. Saya ini sebenarnya kan kecebur di dunia hiburan," kata Helmy yang di kampungnya di kawasan Bekasi Timur, menjabat sebagai Ketua RT.
Minat dan aktivitas Helmy memang sangat beragam. Ia menyukai olahraga terutama bola basket. Ia juga menggemari musik. Kini, ia sedang menyiapkan rekaman album Melayu Deli bersama pemusik Marakarma. Menurutnya, ini bukan usaha "mumpung populer". Musik Melayu Deli telah menjadi bagian dari masa kecilnya di Palembang. "Ayah saya penyanyi dan pernah memimpin orkes musik sejenis gambus."
Ia juga sempat mewujudkan impian sebagai penulis. Setidaknya, Helmy yang kala SMA menggemari novel Ashadi Siregar dan Eddy D Iskandar pernah menghasilkan lima novel, salah satunya berjudul Blok M (Bakal Lokasi Mejeng) yang pernah difilmkan sutradara Edward Pesta Sirait dan dibintangi Desy Ratnasari dan Paramita Rusadi.
Kini, Helmy akan mengarungi bisnis hiburan yang lebih besar. Sudah sekitar tiga bulan ia menjabat Direktur Pemasaran Perum Produksi Film Negara (PPFN). Perusahaan yang sepuluh tahun terakhir mandek produksinya itu disebutnya sebagai "Titanic", kapal besar yang nyaris tenggelam. Aset lahan seluas dua hektar di Jalan Otista Raya, Jakarta Timur, dan 1,5 hektar di Jalan Tendean, Jakarta Selatan, milik PPFN itu akan dikembangkan sebagai studio besar.
Mereka tengah menyiapkan untuk menghidupkan kembali film boneka Si Unyil. "Saya ingin anak-anak mempunyai tontonan dengan nilai Indonesia. Saya prihatin, anak-anak kita menjadi generasi smack down." Yang terakhir itu adalah acara hiburan "gulat" banting-membanting di sebuah stasiun televisi swasta dan diikuti banyak anak-anak.
Selain aktif sebagai presenter, Helmy juga menulis cerita yang dituangkannya dalam beberapa pustaka antara lain Buku Humor “Gelitik Tawa Cara Amerika” , Pustaka Jeka, 1985; Buku Humor “Tanya Serius Jawab Santai” , Pustaka Jeka 1986; Buku Remaja serial Lintar “Ketika Musim Duren Tiba” , Pustaka Jeka 1986; Buku Remaja serial Lintar “Balada Johny dan Retno” , Pustaka Jeka 1987; Buku Remaja serial Lintar “Cinta Elektrik” , Pustaka Jeka 1987; Buku Remaja serial Lola “Blok M, Bakal Lokasi Mejeng” , Pustaka Jeka 1988; Program PhD in Business (Marketing) pada JIMS , Jakarta, belum selesai; dan Buku Joshua Oh Joshua , Gramedia 2000.
Selain itu, ia juga menuangkan ide-ide dari cerita tersebut ke dalam film yakni: Ide cerita film “Ketika Musim Duren Tiba” , PT. Virgo Film, 1988; Ide cerita dan scenario film “Blok M” , PT. Parkit Film, 1989; Ide cerita film “Joshua Oh Joshua” , PT. RAPI Film, 2000.
Ia juga menjadi pembicara dari beberapa seminar seperti Activity Based Costing (ABC) Seminars, Finance Or Non-Finance Seminars dan Marketing Service Seminars.
Pria serba sibuk ini, memang sejak kecil sudah merai berbagai prestasi dan penghargaan. Ia lulusan terbaik dari sejak SD sampai perguruan tinggi. Beberapa penghargaan yang diraihnya adalah: Pelajar Teladan SLTA Sumatera Selatan, 1980; Pelajar Teladan Nasional, 1980; Juara Lomba Baca Puisi se-Sumatera, Medan, 1979; Juara Lomba Mengarang Puisi se-Sumatera Selatan, 1980; Juara Cepat Tepat, TVRI Palembang, 1978-1980; dan Juara Lomba Baca Puisi antar Mahasiswa se-Indonesia, Jakarta 1981.
Kini ia menggumuli sejumlah kegiatan yaitu: Direktur PT. Triwarsana; Dosen/Widyaiswara STAN (Accounting Theory, Accounting System, Etika Bisnis dan Marketing); Produser dan Kreator Kuis Joshua (Indosiar, setiap Minggu pk.17.00); Executive Produser dan Kreator ‘Pesta Bintang’ (SCTV, setiap Minggu pk.16.30); Executive Produser dan Kreator ‘ASAL’ (SCTV, setiap Jumat pk.21.00); Executive Produser dan Kreator ‘Kafe Dangdut’ (TPI, setiap Selasa pk.19.30); Tim Pembuat Soal Kuis Digital LG Prima (Indosiar, setiap Sabtu pk.14.00); Executive Produser dan Kreator ‘TERSERAH’ (SCTV, setiap Sabtu pk.21.00); Executive Produser dan Kreator ‘Mimpi Kali Yee’ (SCTV, setiap Kamis pk.19.30); Executive Produser, Kreator, soal dan Host Kuis Siapa Berani (Indosiar, setiap Senin-Jumat pk.08.00); Dosen di STAN; Presenter KOBATAMA (SCTV sejak tahun 1994); Ketua Bidang Luar Negri PB PERBASI, sejak tahun 1998; Deputy Secretary General South East Asian Basketball Association (SEABA) sejak tahun 1999; Humas Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Kompartemen Akuntan Manajemen , sejak tahun 1999; MC di berbagai acara (event); Pembicara/Moderator Seminar dalam bidang Marketing, Accounting, Finance dan Broadcasting; dan Direktur Marketing PFN.
Selain itu, ia juga sibuk sebagai presenter dalam event khusus, seperti:
1. PON 1993 (RCTI), sebagai Presenter
2. Asian Basketball Championship 1993 (SCTV), sebagai komentator
3. NBA final 1995 , Houston (USA), sebagai Host
4. Asian Badminton Championship , Jakarta 1995, Host
5. NBA final 1996 , Chicago (USA), sebagai Host
6. Olimpiade 1996 , Atlanta (USA), sebagai Host
7. SEABA Championship , Surabaya 1996, sebagai Host
8. Exclusive Interview ‘Kareem Abdul Jabbar’ , Jakarta 1995
9. Exclusive Interview ‘Magic Johnson’ , Los Angeles 1996
10. Magic Johnson All Star , SCTV 1996, sebagai Host
11. Lintas Selat Sunda , SCTV 1996, sebagai Host
12. Lintas Selat Madura , SCTV 1996, sebagai Host
13. Batman Triathlon , SCTV 1996, sebagai Host
14. NBA Japan Games , Tokyo 1997 (SCTV), sebagai Host
15. Kejuaraan Dunia Perahu Naga , Hongkong 1997, SCTV, sebagai Host
16. Exclusive Interview ‘Shaquille O’Neal , Jakarta 1997
17. Sea Games 1997 , Jakarta, SCTV, sebagai Host
0 komentar