Nah, ini dia oranya, Juny Maimun atau biasa dipanggil Acong, mendirikan situs Indowebster tiga tahun yang lalu. Sebelumnya, ia meluncurkan Indofile, namun hanya berumur setahun. Kemudian, Acong merubah konsep indofile menjadi Indowebster dari perpaduan Rapidshare, ImageShack, dan YouTube.
Di balik sisi baiknya, ada juga sisi ‘jahatnya’ suka nge-hack sever orang. Namun itu dulu, sekarang Acong sudah tobat yang sebelumnya aktif di komunitas ‘bawah tanah’ AntiHackerlink. Di kalangan peretas, ia dikenal dengan nama nick ‘Bagan’-kalau Anda sering ol AntiHackerlink pasti sudah kenal betul buka?
Ketika masih berprofesi sebagai hacker, Acong sudah menjebol ribuan server, namun tidak merusak apalagi untuk mengeruk keuntungan, hanya sekedar untuk mempelajari source kode aplikasi atau desain sebuah database-nah, kalau yang itu cari untung juga.
“Sekarang saya cuma pingin nebus dosa,” begitu kata Acong, saat diwawancara oleh Vivanews beberapa hari yang lalu. Bahkan, ia justru menyeru rekan-rekan sesama hacker yang salah jalan, untuk insaf kembali ke ‘jalan yang benar’.
Pelan-pelan, pria kelahiran Bagan Siapi-api, 29 tahun lalu itu, mengajak teman-teman cracker (hacker kriminil) untuk beralih menjadi pengusaha konten, pengembang aplikasi, atau bergabung dalam proyek-proyek yang ia kerjakan.
“Apa sih yang didapat dari aktivitas hacking?” Pertanyaan itu biasanya ia lontarkan untuk menyadarkan teman sejawat peretasnya. Sebab, Acong yakin, walau kegiatan carding (menjebol kartu kredit orang lain) bisa membuahkan hasil yang sepadan dengan harga sebuah kapal pesiar, namun hasil uang panas itu akan cepat ‘menguap’ tak tersisa.
Kini, Acong sibuk dengan tiga proyek yang ia jalankan. Yakni, bisnis warung internet (warnet), usaha penyediaan jasa internet (ISP), dan menjalankan situs Indowebster.
Saat mendirikan sebuah situs sharing file bernama Indofile, Acong menginvestasikan dana sekitar Rp 50 juta untuk membeli server untuk keperluan situs bagi pakai file. Dana itu dari kantong sendiri, lho!
Uniknya, tak seperti pengusaha web lain yang mengejar profit atau keuntungan, dalam mengelola Indowebster, Acong sama sekali tak mau menarik keuntungan dari situs web ini. Sebab, hal ini terkait erat dengan filosofi yang dipegang teguh oleh Acong, “Internet adalah tempat berbagi, sehingga tak sepatutnya bila sebuah situs web mengutip keuntungan.”
Acong juga tidak takut situs itu bangkrut, karena biaya operasional Indowebster disisihkan dari keuntungan dari hasil bisnis ISP dan proyek-proyek lain yang ia kerjakan bersama tim pengembangnya.
“Kebaikan yang kita lakukan pasti akan membawa feedback. Semakin kita berbagi, semakin kita akan mendapatkan sesuatu. Kenapa musti takut berbagi?” kata Acong. Buktinya, kata dia, total investasi dari perangkat-perangkat yang dimiliki Indowebster, kini sudah mencapai paling tidak Rp 1,3 miliar. Wowナ banyak bangetkan!
Menurut Acong, praktek berbagi yang ia terapkan merupakan prinsip dari Open Source. Ia sangat mendukung penyebaran ilmu atau teknologi secara terbuka dan cuma-cuma, sehingga semua orang bisa menikmatinya.
“Kalau semua orang go open source, tidak ada orang yang kelaparan. Sebab, open source membuka peluang kontribusi kepada semua orang, tidak hanya kepada orang atau kalangan tertentu saja. Dunia akan lebih sejahtera dengan open source,” kata suami dari Wiwik Huang itu.
Tip berbagi dan keterbukaannya itu ternyata tidak hanya dipraktekan pada urusan bisnis semata. Acong juga menerapkannya saat berinteraksi dengan para karyawan. Ia memberikan kesempatan yang sangat besar kepada karyawan-karyawannya untuk maju.
Di Indowebster, tak sekadar mengunduh dan mengunggah file, tapi pengguna juga bisa mengunggah foto dan video di Indowebster. Ke depan Acong sedang mempersiapkan sebuah strategi baru untuk memperluas layanan Indowebster, yaitu menyediakan layanan TV internet.Semoga
sumber : seputaraceh.com
Ketika masih berprofesi sebagai hacker, Acong sudah menjebol ribuan server, namun tidak merusak apalagi untuk mengeruk keuntungan, hanya sekedar untuk mempelajari source kode aplikasi atau desain sebuah database-nah, kalau yang itu cari untung juga.
“Sekarang saya cuma pingin nebus dosa,” begitu kata Acong, saat diwawancara oleh Vivanews beberapa hari yang lalu. Bahkan, ia justru menyeru rekan-rekan sesama hacker yang salah jalan, untuk insaf kembali ke ‘jalan yang benar’.
Pelan-pelan, pria kelahiran Bagan Siapi-api, 29 tahun lalu itu, mengajak teman-teman cracker (hacker kriminil) untuk beralih menjadi pengusaha konten, pengembang aplikasi, atau bergabung dalam proyek-proyek yang ia kerjakan.
“Apa sih yang didapat dari aktivitas hacking?” Pertanyaan itu biasanya ia lontarkan untuk menyadarkan teman sejawat peretasnya. Sebab, Acong yakin, walau kegiatan carding (menjebol kartu kredit orang lain) bisa membuahkan hasil yang sepadan dengan harga sebuah kapal pesiar, namun hasil uang panas itu akan cepat ‘menguap’ tak tersisa.
Kini, Acong sibuk dengan tiga proyek yang ia jalankan. Yakni, bisnis warung internet (warnet), usaha penyediaan jasa internet (ISP), dan menjalankan situs Indowebster.
Saat mendirikan sebuah situs sharing file bernama Indofile, Acong menginvestasikan dana sekitar Rp 50 juta untuk membeli server untuk keperluan situs bagi pakai file. Dana itu dari kantong sendiri, lho!
Uniknya, tak seperti pengusaha web lain yang mengejar profit atau keuntungan, dalam mengelola Indowebster, Acong sama sekali tak mau menarik keuntungan dari situs web ini. Sebab, hal ini terkait erat dengan filosofi yang dipegang teguh oleh Acong, “Internet adalah tempat berbagi, sehingga tak sepatutnya bila sebuah situs web mengutip keuntungan.”
Acong juga tidak takut situs itu bangkrut, karena biaya operasional Indowebster disisihkan dari keuntungan dari hasil bisnis ISP dan proyek-proyek lain yang ia kerjakan bersama tim pengembangnya.
“Kebaikan yang kita lakukan pasti akan membawa feedback. Semakin kita berbagi, semakin kita akan mendapatkan sesuatu. Kenapa musti takut berbagi?” kata Acong. Buktinya, kata dia, total investasi dari perangkat-perangkat yang dimiliki Indowebster, kini sudah mencapai paling tidak Rp 1,3 miliar. Wowナ banyak bangetkan!
Menurut Acong, praktek berbagi yang ia terapkan merupakan prinsip dari Open Source. Ia sangat mendukung penyebaran ilmu atau teknologi secara terbuka dan cuma-cuma, sehingga semua orang bisa menikmatinya.
“Kalau semua orang go open source, tidak ada orang yang kelaparan. Sebab, open source membuka peluang kontribusi kepada semua orang, tidak hanya kepada orang atau kalangan tertentu saja. Dunia akan lebih sejahtera dengan open source,” kata suami dari Wiwik Huang itu.
Tip berbagi dan keterbukaannya itu ternyata tidak hanya dipraktekan pada urusan bisnis semata. Acong juga menerapkannya saat berinteraksi dengan para karyawan. Ia memberikan kesempatan yang sangat besar kepada karyawan-karyawannya untuk maju.
Di Indowebster, tak sekadar mengunduh dan mengunggah file, tapi pengguna juga bisa mengunggah foto dan video di Indowebster. Ke depan Acong sedang mempersiapkan sebuah strategi baru untuk memperluas layanan Indowebster, yaitu menyediakan layanan TV internet.Semoga
sumber : seputaraceh.com
0 komentar